Jumat, 26 April 2013

drama komedi


Naskah Drama Komedi Lucu

Naskah Drama Komedi Lucu - Di Indonesian saat ini paling ketren di setasiun tv saat ini adalah komedian dengan hal itu maka banyak sekali orang ingin bisa membuat komedi supaya mereka bisa sangat lucu di teman-temannya atau ingin memberikan kesan lucu kepada semua orang. Banyak sekali komedian yang sukses dan mempunyai bajet yang sangat tinggi sekali di tv saat ini. Contoh nya adalah komedian terlucu dan termahal saat ini adalah Olga Saputra, Sule dan tukul arwana yang menjadi komedian yang terlaris dan termahal di Indonesia.

Kai juga sebelumnya memberikan berita di sini seputar tentang cover makalah dimana kami berikan dengan melihat gambar sehingga anda lebih mudah untuk membuat cover makalah sesuai dengan keinginan anda sendiri.



Untuk itulah kami ingin berbagi dengan ada yang ingin bisa menjadi penerus peperti mereka ini dengan mambaca naskah drama komedi lucu yang bisa anda baca di tempat ini sehingga anda tinggal mempelajari dan anda coba-coba untuk membuat suatu karya sendiri untuk melawak di depan teman-teman anda nantinya.

----------------------------------------------


JUARA Harapan 1 SALAH SMS

Karya : Paulus PN Simangunsong
Para tokoh:
01. Nina               : Pelajar SMA
02. Togi               : Abang ipar Nina
03. Kakak Nina    : Istri Togi
04. Dandi             : Pacar Nina
05. Tono              : Pengagum Nina
06. Ruri               : Teman Nina yang sering iri
07. Tuti                : Teman Nina
08. Orang 1                     : Kelompok Ruri
09. Orang 2                     : Kelompok Ruri
10. Kepala sekolah
11. Guru
Para pelaku tidak bicara

1
KANTIN SEKOLAH. PAGI.
LAGU GARUDA PANCASILA DALAM IRAMA DANGDUT.
BUNYI LONCENG TANDA ISTIRAHAT. TERDENGAR SORAK-SORAI GEMBIRA.
 PARA MURID MENARI DAN MENYANYI
Wo wo wo…
Tiba saatnya istirahat sekolah
Ya ya ya…

Lupakan sejenak ilmu eksakta

                                       Ya ya ya  wiyuuu…
                                      
                                       Andai tak ada gedung sekolah
Mungkin belajar di jalan raya
Berbaur dengan pedagang kaki lima

Menggelar alas koran di trotoar kota

Wo wo wo…
Tiba saatnya istirahat sekolah
Ya ya ya
 Lupakan sejenak ilmu eksakta
Ya ya ya  wiyuuu…
                                       Bukannya benci belajar
Bukannya tak ingin pintar
Tapi hati ingin senang sejenak

Istirahatkan otak walau sesaat

Wo wo wo… Ye ye ye…
TELEPON GENGGAM BERBUNYI KENCANG MENANDAKAN SMS MASUK.
Ruri : (LATAH) Copot…copot…copot….copot. Eh, copot. Hhhh… suaranya   
           kencang banget. Bikin kaget. Nggak ada yang lebih kenceng lagi? SMS
           nih. Baru pegang eh, sudah ngagetin. Bagaimana kalau lama? Atau
            sambil dielus-elus? Bisa mati jantungan aku.
Nina   :           Baca saja! Makanan datang nih. Ruri, kamu masih sering lewat         
 taman?
Hati-hati lho! Aku baca di koran tadi pagi, semalam ada pemerkosaan disana. 
Ruri    :           Iya. Aku juga dengar dari Bapak. Selanjutnya lebih baik pulang
                      Lewat depan kelurahan walau sedikit jauh memutar. Tidak apa
                     -apalah? Daripada ada apa-apa. (MEMBACA SMS. KAGET
                    . MENYEMBUNYIKAN RASA KAGET)
Nina    :           Dari siapa? Apa pesannya?
Ruri    :           (GUGUP) Belum baca kok he he he… Aduh! Tiba-tiba ingin ke WC.
Tunggu sebentar ya! Sampai nanti. (MENINGGALKAN HP)
Nina   :           (MENYANTAP MAKANAN. SMS TIDAK DIBACA)
Tingkahnya aneh bin ajaib? Ooo… mungkin kena sindrom HIV stadium empat HIV, Hasrat Ingin Vivissssss…
(LONCENG ISTIRAHAT SELESAI. NINA BURU-BURU MEMBAYAR LALU MASUK KELAS)

LAMPU BERUBAH

MEJA-KURSI KANTIN BERUBAH POSISI MENJADI MEJA-KURSI DI KELAS.
2
DALAM KELAS. SIANG.
MURID-MURID MASUK SETELAH JAM ISTIRAHAT SELESAI.
RURI MENYANYI DENGAN TEMAN-TEMANNYA.
Ruri    :           (MENYANYI)
Hai teman-teman

Ada berita bagus

Bukan akal bulus

Kalian tentu senang

                        Sini sini aku bisikkan
                       
Di antara kita semua
Ada yang ihh… nggak tega
Semua           :           Ada apa sih
Bikin penasaran
Ruri    :           Di antara kita semua
                        Salah satu teman kita
Sudah bercinta tadi malam ah ah ah…
Bukan hanya itu saja
Tapi ada kondom dom dom dom
Semua           :           Siapa? Siapa? Bohong lagi kan?
Ruri    :           EeeSini…Sini (BERBISIK)
Semua:          Nggak mungkin. Nggak mungkin.
Nina itu anak baik-baik
Nggak mungkin berbuat tak baik.
Pacarnya alim
Belajarnya rajin
Jadi nggak mungkin, nggak mungkin benar
Ruri    :           Memang orang alim nggak tahu yang enak? Tidak suka yang enak-
enak? Salah. Justru mereka  lebih gila imajinasinya. Sadar! Sadar! Air tenang menghanyutkan toh? Siapa tahu pacarnya Nina menghanyutkan? Siapa tahu? Eh, siapa tahu waktu dia melamun ternyata membayangkan kita lagi telanjang? Hiiii seram kan?
Orang 1:        Tidak usah munafik Ruri! Bukannya suka?
Ruri    :           Kalau pacarnya Nina mau? Ya, mau juga sih.
Semua           :           Huuu…
Ruri    : Tapi benar lho. Dengan mata kepala sendiri kubaca SMS itu. Malah
              Lebih dulu baca daripada Nina. Tadi barusan. Aku pura-pura ke WC,
              terus kesini memberitahu kalian. Dibilangin tidak mau percaya.
Semua:          Apa? Apa? Apa?
Ruri    :           (MENGAWASI SEKITAR. MULAI BANYAK YANG MASUK
KELAS.)
Sayang titik titik titik. (MENJELASKAN) Titiknya ada tiga.
MELANJUTKAN ISI SMS) Tadi malam, koma, aku tidak pakai
kondom ,titik, hari ini sudah beli. (MENGAGETI) Kondom!
Orang 2:        (LATAH) Kondom…kondom eh kondom.
Semua:          (TERTAWA)
Orang 1:        (IKUT LATAH) Udah dom dom dom eh dom.
Semua:          (TERTAWA)
Orang 2::       Udah nggak keset keset keset lagi dong?
Orang 1:        Blong?
Orang 2:        Bolong?
Ruri    :           Ompong. Melompong. Tapi enak kali ya?
Semua:          Enak tenan… sst sst sst!
Nina   :           (MASUK TANPA MERASA ADA APA-APA. TEMAN-TEMANNYA
MENATAP ANEH. GURU MASUK.)
LAMPU BERUBAH
3
RUANG TAMU KELUARGA TOGI. SORE.
TOGI DAN ISTERI SEDANG BERSANTAI.
Togi  :   Penonton tahu tidak? Ini apa? Tidak tahu? Masa tidak tahu? Wah
              ketinggalan jaman. Ini namanya EICH PI. Telepon seluler. HAP…           
              PE. HAP… PE ini baru ganti onderdil. Bukan ganti EL SI DI atau           
             antena atau KI PET  tapi SIM KART.  SIM KART  lama diganti dengan
             yang  baru. SIM KART lama sudah kadaluwarsa soalnya kelamaan
             tidak diisi pulsa. Maklum! BBM naik, listrik naik, ongkos bus kota naik.
             Semua serba naik. Kere jadinya. Semua harus hemat.
Pulsa pun dihemat. Karena terlalu hemat, tenggang waktu aktif SIM KART
            habis. Jadi harus beli kartu baru. Yang menyebalkan, nomor telepon
            teman-teman di SIM KART lama ikut hilang. Terpaksa deh bercapek-
            capek ria mendata lagi nomor-nomor telepon.
Satu-satu masukin punya ibu
Dua-dua masukin punya ayah
Tiga-tiga masukin punya istri
Satu dua tiga baru yang lainnya.
Capek juga memasukan semua nomor. Untung pernah membuat backup di buku telepon. Kalau tidak, harus tanya lagi ke orangnya. Hilang dong nomor si gadis cantik.
Sebenarnya bukan itu yang menarik. Tapi ini nih (BUNYI SMS MASUK) Nah! Datang lagi. Betul dia lagi. (MEMBACA) Aku tidak kenal anda.
Jelas saja tidak kenal. Aku juga tidak kenal anda. Tadinya kupikir ini nomor istriku tercinta, si super galak. Ternyata bukan. Mungkin keliru memasukkan data nomor, jadinya salah ke nomor orang lain.
Jaman begini harus hemat. Kurangi pemakaian telepon! Manfaatkan fasilitas SMS semaksimal mungkin! Andai saja ada gerakan massal anti menelepon, tentu penghematan besar-besaran. Semua serba SMS. Dijamin negara tetangga tidak akan tertarik membeli perusahaan telepon negara kita.
Namun sungguh celaka. Bangsa kita suka gosip. Negeri doyan ngerumpi. Bisa berjam-jam cuap-cuap di telepon. Cuap-cuap apa saja. Dari harga cabe melambung tinggi hingga gosip artis kawin-cerai. Susah! Lihat saja berapa banyak acara psst psst… artis di televisi! Semua stasiun televisi punya.
Yang ini harus dipertahankan. Apalagi dia sekolah di tempat yang putri-putrinya terkenal cantik jelita. Kan sudah jadi rahasia umum kalau wanita sekarang suka dengan lelaki yang lebih tua. Apalagi sudah berkeluarga, banyak dicari. Sudah pengalaman, kata mereka. Ditambah pula bisa memberikan hadiah bedak atau baju baru, maka jadilah pasangan bersenang-senang dan terus ke… penonton terusin sendiri deh!
Ups, tapi ini kan sekolah adik iparku? Ngeri juga kalau sampai tercium SMS-an dengan anak sekolah. Bisa lumat aku. Tapi ada ini. Otak. Otak mencari siasat.
Kakak Nina: Siasat apa?
Togi               : Tidak ada apa-apa. Aku lagi bersiasat agar hemat pulsa.
Kakak Nina  : Kirain siasat ngibulin istri. Pah, pinjam HP!
Togi               : Nah itu siasat pertama. Tidak meminjamkan HP kepada istri.
Kakak Nina : Sebentar saja. Nggak bakalan dimakan. Pulsa Mama habis.
                       Pinjam dong ! Sebentar saja.
Togi   :           Siasat kedua, tidak boleh meminjamkan HP kalau sebentar.
Kakak Nina: Ya sudah. Pinjamnya lama.
Togi   :           Siasat ketiga, tidak boleh meminjamkan HP, apalagi lama.
Kakak Nina: Pak Togi, aku kan isterimu? SMS sekali saja.
Togi   : Kakaknya Nina, tidak boleh. Siasat keempat, tidak meminjamkan
             HP Untuk SMS. Apalagi istri.
Kakak Nina: (SEBAL) Mau dipegang saja. (TOGI MAU MENJAWAB). Itu siasat ketiga tidak meminjamkan HP untuk dipegang saja oleh istri. Awas ya! Nanti malam tidak boleh pegang-pegang! Titik (KELUAR)
Togi   :           Itu beda. Kalau urusan pegang itu nggak pakai siasat-siasatan.
Istriku! Istriku! Puasa lagi malam ini. Gara-gara HP ini sih. Gencatan senjata deh. Istriku!(MENGEJAR)

 

LAMPU BERUBAH

4
DALAM KELAS. PAGI.
MEJA DAN KURSI TERSUSUN RAPI. DI KELAS HANYA ADA NINA DAN TUTI.
Nina   :           (MENYANYI)

Kepada angin dan matahari

Kemana jawab akan kutemui
Tak tahu aku apa yang terjadi
Seolah aku kembang bangkai mati
Baunya tajam menusuk nurani
Sahabat saja yang aku cari
Yang telah ada pergi menjauhi
Apalah arti hidup begini
Seperti mati
Sendiri dan sepi
Perjalanan kehidupan
Butuh teman untuk berbagi       
Walau tak abadi tapi berganti
Sesaat saja dibutuhkan hati
Hati yang damai
Teman yang ramai
Tuti     :  Aku masih sahabatmu. Tak usah risau. Tapi jujur Nin! Kita kan
              sahabat.
   Aku butuh kejujuranmu. Benar tidak isi SMS itu? Terus terang! Tidak
   usah malu atau sungkan. Aku sahabat yang bisa menjaga rahasia.
   Kamu tahu sendiri kan?
Nina   :  Kamu sahabat sejati Tuti. Isi SMS itu benar. Tapi tidak ada
              Hubungannya denganku.
Tuti     : Tidak ada hubungan? Dia tahu nomormu. Dia menge-SMS berkali
              -kali. Dia tahu sekolahmu. Untung dia belum tahu rumahmu. Apa dia
              sudah tahu lagi?
Nina   : Itu aku yang beritahu. Maksudku, agar dia percaya kalau dia salah
             SMS. Aku kasih tahu kalau aku bukan istrinya. Aku ini anak sekolah. Eh
             malah SMS lagi: istriku bisa saja. Untungnya, masalah tempat tinggal dia
             tidak kuberitahu.
Tuti     : Tapi Nina, bahaya memberitahu identitas kepada orang tidak
             dikenal. Siapa tahu dia pembunuh berdarah dingin? Atau pemerkosa
             yang mencari mangsa? Atau perjaka tua yang cari perawan tingting?
             Orang-orang jaman sekarang penuh tipu daya. Bukan hanya orang lain
             atau tetangga yang ditipu, bahkan istri dan anak tega ditipu.
Nina   : Aku cuma ingin jujur. Berharap supaya dia mau mengirim SMS,
   menyatakan salah kirim SMS. Itu saja. Bukti itu akan jadi alatku
   melawan gosip miring yang beredar. Aku tidak tahan lagi tatapan mata
   aneh teman-teman karena SMS pertama itu?
Tuti     : Memang! Aku sahabatmu ikut terganggu. Kamu anak baik.
             Sepengetahuanku tidak pernah berbuat macam-macam. Aku percaya
             kamu seratus persen.
Nina   : Tapi dia tidak pernah meluluskan permintaanku. Malah ingin
              Kenalan lebih jauh. Mengejak bertemu. Kopi darat.
Tuti     : Terus mau?
Nina   : Ya tidak. Takut lah. Aku takut kalau dia berbahaya seperti katamu
              tadi. Aduh bagaima ini? Kalau gosip ini sampai ke guru, bisa gawat.
              Pasti akan sampai ke Kepala Sekolah. Terus sampai juga ke keluarga.
              Gawat.
Tuti     : Kenapa tidak ditelepon saja? Sudah berusaha menelepon?
             Mungkin dengan begitu dia mau berbaik hati? Dugaanku kamu kenal dia.
             Niatnya hanya menggoda kamu. Main-main.
Nina   : Sudah. Tapi dia tidak mau mengangkat. Malah balas SMS: hemat
             pulsa! Cintailah SMS seumur hidup! Lagian kan tidak surprise kalau
             sudah ngobrol dulu? Mendingan ketemu langsung saja.Jadi, tidak
             mungkin kita saling kenal. Bagaimana dong? Biasanya kamu banyak
             akal.
Tuti     : Masalah begini nggak berani kasih masukan deh. Urusannya bisa
             panjang.
  Nanti ada apa-apa, aku ikut bertanggung jawab. Pertama-tama jadi saksi
             lalu terdakwa. Saksi kan bisa jadi terdakwa? Nggak ah.
Nina   : Jadi dibiarin saja? Nanti teman-teman menganggap isi SMS itu
              memang benar. Kelakuanku seperti gosip miring yang beredar sekarang
              memang benar. Pembuktian dari sumber SMS bisa membantuku
              membersihkan nama.
Guru   : (MASUK) Nina dipanggil Kepala Sekolah.
Nina   : Baik Bu. Tuh kan? Pasti gosip sudah sampai.
Tuti     : Sementara diamin saja Nin.        (DILIRIK GURU) Bukan. Bukan Ibu.

 

LAMPU BERUBAH

MEJA-KURSI KELAS BERUBAH POSISI MENJADI MEJA-KURSI DI KANTOR KEPALA SEKOLAH
5
RUANG KEPALA SEKOLAH.
Kepala sekolah : Selamat pagi anak manis!
Nina                    : Selamat pagi juga Ibu cantik!
Kepala Sekolah:  Haus? Silahkan minum!
Nina                    : Tidak Bu. Terima kasih.
Kepala sekolah:  Kamu cantik hari ini.
Nina                    :  Ah, Ibu bisa saja.

Kepala sekolah: Sudah beli kondom ya?

Nina                    : Kondom?
Kepala sekolah : Memalukan. Kamu menorehkan aib di sekolah ini. Tidak Ibu
                              sangka. Anak cantik dan sepintar kamu bisa berbuat bejat.
                              Serigala berbulu domba. Tanggalkan bulu domba itu!
Nina   : Saya tidak pakai bulu Bu.
Kepala sekolah: Maksud saya, kamu harus menanggalkan, melepaskan aib dari
                             Sekolah ini.
Nina   : (KEPADA DIRI SENDIRI) Menanggalkan aib, melepaskan aib.  (KE
              KEPALA SEKOLAH) Bu ampun! Mohon jangan keluarkan saya dari
              sekolah! Bagaimana masa depanku Bu? Saya masih ingin belajar dan
              bermain dengan teman-teman. Apa masalahnya Bu? Saya tidak
              melakukan kesalahan apa-apa.
Kepala sekolah: Tidak bersalah bagaimana? Hubungan badan di luar nikah
                             bukan apa-apa? Masalah kondom anakku yang cantik kitik kitik
                             kitik! Itu masalahnya. Saya akan siapkan surat pemecatanmu
                             dari sekolah ini. Segera pulang! Beresi buku-bukumu dari
                             kelas.
Nina   : Saya tidak ngapa-ngapain kondom Bu. Benar! Tidak mencuri kondom
   siapa- siapa. (SADAR) Ooo, masalah SMS itu ya Bu? Tidak Bu. Tidak.
   Itu tidak benar. SMS itu salah kirim Bu. Salah kirim. Mohon, jangan
    Hanya mendengar dari satu sumber! Nomor pengirim SMS itu benar
    -benar tidak saya kenal.
(GURU DAN RURI MASUK)
Guru   : Ada informasi tambahan (BERBISIK KE KEPALA SEKOLAH)
Kepala sekolah: Baik. Terima kasih. (GURU DAN RURI KELUAR)
Nina   : Bu, saya benar-benar tidak bersalah.
Kepala sekolah: Nina  Nina. Sulit bagi Ibu mempercayaimu. Masalah SMS
                            Kamu bantah. Sekarang ditambah lagi kamu berpacaran
                            dengan pak Gatot. Berpacaran dengan gurumu sendiri. Itu
                            sama sekali tidak etis. Dilarang. Tidak baik seorang murid
                             berpacaran dengan gurunya. Tahu? Masih mau membantah?
                             Menghindar? Alasan apa lagi akan keluar dari mulutmu?
Nina   : Masalah apa lagi ini? Itu lebih tidak benar lagi Bu. Saya mengagumi
             pak Gatot. Dia ganteng, simpatik, pintar mengajar dan kebetulan
  rumahnya searah rumah saya. Jadi sering jalan bersama. Saya memang
  menyukai pak Gatot. Kalau dia mau jadi pacar, saya tidak keberatan.
Kepala sekolah: (KE PENONTON). Saya juga mau tahu.
Nina   :  Saya tidak ada apa-apa Bu. Kenapa Bu?
Kepala Sekolah: Saya mau tahu. Eh, maaf. Hmmm… baik-baiklah. Kamu bisa
        berceloteh apa saja. Silahkan cuap-cuap apa saja. Tapi Ibu
        butuh bukti. Buktikan berita kondom itu benar-benar kesalah
        -pahaman! Kesalah- kiriman SMS. Ibu butuh bukti. Ibu tidak
         ingin ini jadi hal buruk di sekolah kita. Hubunganmu dengan
         pak Gatot akan Ibu usut lebih lanjut.
Nina   : Silahkan Bu! Saya sudah menghubungi si pemilik HP. Saya menelepon
              langsung. Juga sudah saya SMS. Tapi dia tidak menggubris. Malah
              mengajak kenalan segala.
Kepala sekolah: Ibu tidak mau tahu. Pokoknya kamu harus dapat bukti.
                             Bagaimana caranya, Ibu tidak mau tahu dan tidak ikut campur.
                             Kalau tidak ya bye bye.
       Sudah. Masuk kelas sana! Ibu tunggu paling lambat tiga hari.
Nina   : Baik bu.

LAMPU BERUBAH

MEJA-KURSI RUANGAN KEPALA SEKOLAH BERUBAH POSISI MENJADI MEJA-KURSI DI KELAS.
Nina   :           (MASUK KELAS)
Ruri    :           (MENYANYI)
Nah lo ini dia
Gadis manis sok manis
Tapi bau amis hiii
Teman-teman:
Nah lo ini dia
Putri manis bukan gadis
Hiii
Ruri:               Tak punya malu sedikitpun                    
Tak bermoral secuilpun
Apa guna hidupmu
Kalau bernoda dirimu
Semua           : Nah lo ini dia
Gadis manis sok manis
Tapi bau amis hiii
Nah lo ini dia           
Putri manis bukan gadis
Hiii
Semua           : Pecat! Pecat! Usir! Usir! Tidak tahu malu he!
Nina   :           (KELUAR SAMBIL MENANGIS)
Semua           : Huuuuu….!
LAMPU BERUBAH

6

SUATU TEMPAT. SORE.
Dandi :           (MENYANYI)
Kekasih

Benarkah berita yang kudengar

Jangan jadikan aku sedih
Aku ingin kejujuran
Kejujuran
Apalagi yang bisa kuharap
Semoga dewa cinta
Masih menyatukan hati kita
Kalau tidak
Apa yang bisa kulakukan
Bila berita itu benar
Aku dibohongi selama ini
Dibohongi beningnya mata
Dan lembutnya kata dari mulutmu
Apa aku kau bohongi
Nina:              (MENYANYI)
Tidak kekasih
Semua itu tidak benar
Kesalah paham semata
Dan salah kirim
Hhhh…
Dandi :           Aku tak percaya
                        Aku tak percaya
                        Tak bisa percaya begitu saja
                        Pasti ada sesuatu yang salah
Bagaimana dia bisa tahu kamu? Bagaimana bisa tahu? Berita ini
pun telah diketahui kedua orang tuaku. Mereka menasehati
 menjauhimu. Aku juga tidak ingin kena getah perbuatanmu.
Nina   : Dengan apa kubuktikan? Bagaimana caranya agar kau percaya?
             Haruskah menggantung diri di jembatan merah? Berteriak-teriak di
             perempatan lampu merah? Memasang iklan di koran-koran? Begitukah?
             Atau? Baiklah. Aku tidak menunggu lagi hingga malam pengantin. Aku
             mau menyerahkan lebih cepat sebagai pembuktian. Toh aku akan
             kehilangan itu suatu saat. Apa salahnya mempercepat. Carilah tempat
             yang layak! Atau di sini saja? Tapi aku takut ada orang lewat.
  Aku mencintaimu Dandi. Tidak ingin berpisah darimu. Aku patuh padamu 
  seumur hidupku. Bila aku kehilanganmu, tidak tahu harus berbuat apa.
  Ayolah!
Dandi : (TERTAWA) Tidak. Aku tidak bodoh. Kamu ingin menjebakku dengan
             tubuhmu? Siapa tahu aku bukan orang pertama yang menyentuhmu?
             Kamu ingin aku jadi tumbal kalau kekasihmu yang mungkin sekarang
             telah  meninggalkanmu? Tidak. Aku tidak akan terjebak.
Nina   : Sudah lama kita pacaran. Tidak sekalipun ada niat menghianati.
             Aku masih suci Dandi, tidak pernah melakukan hal buruk. Sekalinya
             ciuman pernah kulakukan hanya denganmu. Aku tidak mau lagi
             melakukan, takut dosa. Aku tidak ingin terlalu menikmati dosa. Berat
             akibatnya kalau semakin terjerumus. Kau setuju dan tidak pernah
             meminta lagi.
   Tapi sekarang tidak terpikir lagi dosa, tidak terpikir lagi. Walau harus
    melakukan dosa paling besar aku rela. Asal tidak kehilangan dirimu.
    Percayalah!
Dandi : Tidak. Tidak. Kita harus saling melupakan. Janji yang pernah kita buat
              anggap tidak pernah ada. Anggap masa lalu. Tidak ingin kena getah
              perbuatanmu. Titik.
Nina   : Semudah itu rasa percayamu hilang? Lalu apa gunanya selama ini
              berkasih-kasihan? Berjanji mempertahankan cinta walau badai
              menghadang? Baru angin kecil saja, sudah menyerah.
Dandi : Masalah ini kamu bilang angin kecil? Ini topan badai Nina? Please!
Nina   : Setidaknya bukan masalah kematian. Gampang sekali tidak percaya
              padaku. Mau membuktikan malah mengatakan akan menjebak. Lalu
              dengan cara apa kubuktikan. (DANDI PERGI) Dandi! Oh? 
(MENYANYI)

Kepada siapa lagi mengadu

Tidak ada yang percaya
Bahkan kekasih hati
Orang pertama mencium bibirku
Tidak percaya lagi
Ooo… dunia kemana harus pergi
Adakah ujung dunia tempat mengadu
(MENANGIS)
LAMPU BERUBAH
Tono  :           (HENDAK MEMELUK)
Nina   :           Hei!
Tono  : Jangan sok jual mahallah! Jual murah saja sudah tidak laku lagi.
             (HENDAK MEMELUK)
Nina   : Apa-apaan sih?
Tono  : Kalau tidak mau, kulaporkan ke keluargamu. Biar dipecat jadi anak.
             Atau kita cari tempat aman? Ayolah! Tidak ada yang tahu.
Nina   : Berani macam-macam akan kuteriaki maling.
Tono  : (TERTAWA) Aku memang maling. Maling profesional. Jeli
              Memanfaatkan kesempatan. Dulu berusaha mencuri hatimu tapi tidak
              mau. Sekarang kesempatanku memilikimu. Akan sama-sama senang,
              aku puas kamu aman. Ayolah!
Nina   :           Tolong!
Tono  :           Beneran teriak lo. Kabur! (KELUAR)
Nina   :           (MENYANYI)

Kepada siapa lagi mengadu

Tidak ada yang percaya
Bahkan kekasih hati
Orang pertama mencium bibirku
Tidak percaya lagi
Ooo… dunia kemana harus pergi
Adakah ujung dunia tempat mengadu
Tono  :           (MASUK LAGI). Ayo!
Nina   :           Tolong! (MENGEJAR TONO)

 

 

LAMPU BERUBAH

7

TAMAN. SORE.
Togi   : Ciluk ba! Ketemu lagi. Sudah beberapa hari ini dia itu tuh rajin SMS.
              Pagi-sore, siang-malam, terus menerus. Dengan perjuangan keras,
   akhirnya dia mau bertemu. Di taman lagi. Tempat romantis. Pucuk
   dicinta ulam pun tiba hua ha ha ha…
             SMS-nya itu lho bikin nggak tahan. Mas pasti ganteng, baik hati, ramah.
             Jadi nggak sabaran mau cepat-cepat ketemu.
             Dia nggak tahu kalau aku juga tidak sabaran mau ketemu. Apalagi istri
             tidak memberi jatah.
             Wah pusing! Tapi laki-laki kan harus jaga gengsi.
             Sedikit cuek. Pura-pura jual mahal. Pura-pura sibuk. Taktik tarik ulur
             mendapatkan mangsa.
             Tanya dulu ah sudah dimana posisi. Posisi, posisi?
   (NINA DAN KAKAKNYA MASUK. MEREKA DALAM PERJALANAN
    MENUJU TAMAN).
Nina   :  (MEMBACA) Posisi dimana? (KE KAKAKNYA) Kak, dia tanya posisi.
Kakak Nina: Bilang sudah dekat!
Togi   : Oh, sudah dekat. Makin tidak sabaran. Hasrat meledak, kepala mau 
   pecah, burung hendak keluar dari sarang. O,  buruuung kau sabarlah!
Nina   : Tidak sebaiknya menghubungi Polisi kak?
Kakak Nina: Tidak usah dulu. Taman dekat jalan besar. Lagipula banyak
                      penonton. Kakak sembuyi tidak jauh darimu. Begitu ada apa-apa,
                      Kakak akan teriak memanggil orang. Kita tangkap dia dengan
                      tangan sendiri. Kakak gemes ingin menjitak kepalanya. Huh!
Nina   :           OK. Tapi agak takut Kak.
Kakak Nina: Tenang! Kalau dia macam-macam akan ku ciat ciat ciat. Dia belum
                       Tahu kalau aku sabuk hitam karate. Ciat.
Nina   :           Alaa… sama kucing saja takut.
Kakak Nina: Kucing beda. Bulunya bahaya buat rahim wanita.
Nina   : Laki-laki juga seperti kucing, suka daging mentah. Daging apa saja. Huh!
             Harus bisa kujelaskan segala masalah ini. Semoga secepatnya bisa
             bebas dari tatapan sinis teman-teman, sangsi kepala sekolah dan Dandi
             (MENANGIS).
Kakak Nina:  Sudah jangan menangis! Masalah ini  segera selesai. Kita sudah di
                       taman..
  Kakak menunggu di sini. Ayo jalanlah!
Togi   : Hei Nina? Dia mau kemana? Tumben lewat taman? Bukankah dia takut
             lewat sini? Nggak takut lagi? Sejak kapan? Sendirian pula? Katanya
             takut lewat sini. Cari tempat sembunyi. Kacau kalau ketahuan. Bisa
             kacau pertemuan.
Nina   : Tadi si Abang bukan ya? Oh, mungkin diminta kakak ikut mengawasi
              kalau terjadi apa-apa. Aman. Sudah dua orang menemani. Orang-orang
              juga siap membantu kalau kakak beraksi. Tinggal teriak, bantuan
              datang.
              Mana dia ya? Sudah jam segini belum muncul juga. (SMS MASUK.
              MEMBACA) Aku sudah di taman, kamu dimana?
Togi   :  Wah gawat. ada istriku di sini. Kok semua serba kebetulan ya? Aku
    sedang menunggu sesorang eh, malah datang dua orang yang tidak
               diharapkan. Bagaimana caranya biar aman? (SMS MASUK)
               (MEMBACA) Aku juga sudah di sini. Kamu dimana?
     Dia sudah di sini. Wah gawat. Harus pindah lokasi, kalau tidak barabe.
Kakak Nina: (SMS MASUK) SMS dari Nina. (MEMBACA) Dia ngajak pindah
                       Tempat ketemuan. Ke dekat tempat sampah di dekat pintu keluar
                   .  Jangan-jangan tuh cowok sudah tahu kalau aku jagain Nina.
                       Bagaimana ya?  
(MENGETIK) K-A-M-U spasi K-E S-A-N-A  spasi S-A-J-A  tanda seru  A-K-U spasi  I-K-U-T  spasi D-I spasi B-E-L-A-K-A-N-G  titik
Nina   :           (SMS MASUK)
(MEMBACA) Aku sudah di posisi. Buruan ya!
Togi   :           Yes. Pesan sudah delivered. Aduh! Nina kok malah ke sini? Aduh!
                      Harus pindah posisi lagi.
Nina  :           Mana dia?
(MENGETIK) A-K-U  spasi  S-U-D-A-H  spasi D-I  spasi P-O-S-I-S-I spasi.  K-A-M-U spasi D-I spasi M-A-N-A tanda tanya.
Kakak Nina:         Si abang ngapain mengendap-endap di situ? Tadi katanya mau
                      Reunian SMA. Kok ada di taman ini? Nina minta datang kali? Aku
                      kasih tahu Nina, abang iparnya sudah di sini, biar tenang.
(MENGETIK) B-A- N- G  spasi  T-O-G-I spasi  D-I spasi  S-I-N-I titik T-E-N-A-N-G spasi S-A-J-A. titik.
Sent. Kok unsent. Yah unsent lagi. Cek pulsa. Ah, pantas. Sudah nol. Bang! Bang!
Togi   : Istriku tahu. Aduh! Dia memanggil lagi? Tanda tanda gagal. Kok
             ada disini?
Kakak Nina:         Nemenin Nina. Lho abang kan mau reunian? Kok di sini?
Togi:              Oh? Reuninya ditunda. Jadi Abang ke taman. Cuci mata saja.
Kakak Nina:         Lihat cewek?
Togi   :           Oh? tidak. Untuk apa lihat wanita lain? Istri sendiri lebih cantik dari
semua yang ada? Aku pergi beraksi dulu ya. Bye.
Kakak Nina:         Eh mau kemana? Tunggu dulu. Kita di sini saja. Pinjam HP dulu!
                     Mau SMS.
Togi:              Harus sendiri-sendiri biar seru. Boros sih SMS melulu. (KE DIRI SENDIRI) Ups, bisa ketahuan isi SMS dari si gadis cantik. Ayo! Buruan delete. Aman.
Jangan banyak-banyak!
Kakak Nina:         Ada rahasia ya? Pakai diutak-atik.
Togi   :           Apa sih yang mesti dirahasiain. Tadi tombolnya agak macet. Abang
                      Coba dulu. Ternyata tidak masalah lagi. Silahkan putri.
Kakak Nina:         (MENGETIK) B-A-N-G  -  T-O-G-I  -  D-I  -  S-I-N-I  -  D-E-K-A-T  -   T-E-M-P--T-M-U  -  M-E-N-U-N-G-G-U  -  P-E-R-T-A-M-A  - T-A-D-I.
Ngomong-ngomong mau kemana lagi sih Bang? Sudah. Nih!
Togi   :           Jalan-jalan doang.
Nina  : (SMS MASUK). Bang Togi? Kok dia SMS pakai nomor ini? Kenapa ya?
             Ooo… dia pasti sudah menangkap orang itu. Abang meng SMS lewat
             -SMS lewat HP si pembuat susah itu. Hebat. Abang iparku benar-benar
             -benar hebat (MENGETIK). K-A-K    L-A-K-I  -  L-A-K-I  -  I-T-U  -  S-U-D
             -A-H  -  K-E-T-A-N-G-K-A-P  -  A-K-U  -   M-E-N-U-J-U  -  T-E-M-P-A-T  - 
              M-E-N-U-N-G-G-U  -  P-E-R-T-A-M-A  -   T-A-D-I.
Kakak Nina:         (SMS MASUK) Jangan kemana-mana dulu! Kita ke sana sebentar
                     Nemuin Nina. Dia sudah ketemu yang mengganggunya.
Togi:              Tapi?
Kakak Nian:         Tidak ada tapi-tapian (MENARIK TOGI).
Togi   :           (KESAL)
Nina  :           Itu mereka. Tapi mana laki-laki itu? Mereka berdua saja. Bang mana
orangnya? Sudah dibawa Polisi atau kabur?
Kakak Nina:         Orangnya? Siapa? Dari tadi aku dengan abangmu kok. Dia tidak menangkap orang.
Nina  :           Dia SMS pakai nomor laki-laki itu.
Kakak Nina:         Nomor laki-laki itu? Sini lihat! Yang mana?
Nina:             Yang ini.
Kakak Nina:         Kalimat ini Kakak yang kirim pakai nomor…. Ooo, pengganggu
                      Nina itu ternyata kamu. Kampret. Adik sendiri mau dimakan. Dasar
                      kucing garong.
Nina  :           Abang?
Kakak Nina:         Iya! Dia baru ganti nomor. Nomor Bang Togi di HP-mu sudah tidak
berlaku lagi. Dasar suami mata keranjang.
Togi   :           Ampun! Ampun!
LAMPU BERUBAH
Semua pemain:
(MENYANYI)
Hati-hati dalam kehidupan
Waspadai setiap kejadian
Tak selamanya kejujuran
Dibalas dengan kebaikan
Berhati-hatilah
Jangan pula percaya saja
Pada teknologi yang cepat berubah
Meski mudah tapi awas
Kadang ada negatifnya
Waspadalah
Teknologi punya dua sisi
Bisa baik, bisa juga jahat
Pergunakan sesuai fungsi
Jangan pakai untuk kejahatan
Hati-hati dalam kehidupan
Waspadai setiap kejadian
Bisa-bisa nikmatnya mimpi
Berubah jadi mimpi setan
Yoi yoi yoi yoi…
                        Yoi yoi yoi yoi…
### SELESAI ###
Bagimana dengan naskah drama komedia lucu yang ada diatas, tentunya sangat menarik bukan, semoga dengan info ini bisa menjadikan anda komedian yang sukses nantinya di panggung tv oke.

Buddy was reading the article about Naskah Drama Komedi Lucu and my friend can find the article Naskah Drama Komedi Lucuby URL http://baruterbaru.blogspot.com/2012/09/naskah-drama-komedi-lucu.html, And Thank Already Read Articles About Naskah Drama Komedi Lucu And I hope Info In Description and Discussion Such On Naskah Drama Komedi Lucu Can Hopefully Useful and Beneficial For Friend, and Thank you for your visit on our blog this.
Naskah Drama Komedi Lucu 9out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.

Category Article

What's on Your Mind...

Read More ->>

Blogger templates

makanan sehat

Diberdayakan oleh Blogger.